Contoh Makalah Logika Matematika
Nah langsung saja Contoh makalah logika Matematika Salah satu karya Aristoteles adalah logika yang banyak berisi pengertian, pembuktian silogisme, dan lain-lain. Ini ajaran aristoteles mengenai logika adalah Sylogisme, yaitu keputusan kedua yang tersusun sedemikian hingga melahirkan keputusan yang ketiga. Logika yang dikemukakan oleh Aristoteles dikenal sebagai logika tradisional, yang menjadi tonggak pemikiran logika.
Makalah
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
NAMA :
NIM :
KELAS :
TEKNIK
INFORMATIKA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
KATA
PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga Makalah
ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula salam dan taslim tak henti-hentinya kita
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW ,Nabi pembawa obor keselamatan
dunia wal akhirat. Amin
Ucapan terimakasih kami berikan
kepada pihak-pihak yang telah memberikan masukan yang bermanfaat sehingga makalah kami ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Permohonan maaf dan kritikan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan karena kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kekhilafan di dalam makalah kami
ini, karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga
makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Wassalamu
Alaikum Wr. Wb
Penulis
Parepare, April 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................ 1
A. Latar
Belakang............................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.......................................................... 3
C. Tujuan
Makalah.............................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................... 4
A. Invers,
Konvers, dan kontraposisi................................... 4
B. Bilangan
berkuantor........................................................ 6
C. penarikan
kesimpulan...................................................... 8
BAB III PENUTUP.................................................................. 13
A. KESIMPULAN............................................................... 13
B. SARAN............................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu karya Aristoteles adalah
logika yang banyak berisi pengertian, pembuktian silogisme, dan lain-lain. Ini
ajaran aristoteles mengenai logika adalah Sylogisme, yaitu keputusan kedua yang
tersusun sedemikian hingga melahirkan keputusan yang ketiga. Logika yang
dikemukakan oleh Aristoteles dikenal sebagai logika tradisional, yang menjadi
tonggak pemikiran logika.
Pada abad ke_18 Masehi, G.W.Leibniz. ahli
matematika berkebangsaan Jerman, pertama kali mempelajari logika simbolik. Ahli
matematika yang lainnya yang berjasa dalam pengembangan logika simbolik adalah
George Boole, Leonard Euler, dan Bertrand Russel.
Secara etimologis, logika berasal dari
kata Yunani “logos” yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bias
juga berarati ilmu pengetahuan (Khusumah, 1986). Dalam arti luas, logika adalah
suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih
(tidak valid). Proses berpikir yang terjadi disaat menurunkan atau menarik
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar
itu biasanya disebut dengan penalaran.
Melalui logika kita dapat mengetahui
kebenaran suatu pernyataan dari suatu kalimat dan mengetaui apakah pernyataan
pertama sama maknanya dengan pernyataan kedua. Misalkan, apakah pernyataan
“jika sekarang adalah hari minggu maka sekolah libur?” untuk menjawab
pertnayaan ini tentu kita perlu mengetahui aturan –aturan dalam logika. Contoh
lain, misalkan ada dua pernyataan “jika anak pandai maka ia berprestasi di
kelas. Jika ia berptrestasi di kelas maka ia di sayangi guru-gurunya?”
Banyak hal yang perlu kita ketahui
mengenai logika. Dengan logika kita dapat mengetaui apakah suatu pernyataan
bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil
kesimpulan dengan benar atau salah. Logika matematika memberikan dasar bagi
sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat dalam banyak aspek kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah
invers, konvers, dan kontraposisi itu?
2. Apa
itu bilangan berkuantor?
3. Bagaimana
penarikan kesimpulan terakhirnya?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penulis dalam merumuskan masalah
tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui invers, konvers, dan kontroposisi dalam logika matematika.
2. Untuk
mengetahui apa itu bilangan berkuantor.
3. Untuk
mengetahui penarikan kesimpulan dari logika matematika yang telah di pelajari
sebelumnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Invers,
Konvers, dan Kontraposisi
1. Invers
Apabila dua pernyataan P
dan Q, yaitu dapat ditulis P ⇒ Q, maka
invers dari implikasi tersebut adalah ~P
⇒ ~Q.
Contoh:
P : Fungsinya linier
Q : Grafiknya garis lurus
Implikasi :
Jika fungsinya linier, maka grafiknya garis lurus.
Invers :
Jika fungsinya bukan linier, maka grafinya bukan
garis lurus.
2. konvers
Apabila dua pernyataan P dan Q, yaitu dapat ditulis
P ⇒ Q, maka konvers dari implikasi tersebut
adalah Q ⇒ P.
Contoh:
P : x2
bilangan asli
Q : x adalah bilangan asli
Implikasi :
Jika x2 bilangan asli, maka x adalah bilangan asli
Konvers :
Jika x adalah bilangan asli, maka x2 bilangan asli
3. Kontraposisi
Apabila dua pernyataan P dan Q, yaitu dapat ditulis
P ⇒ Q, maka kontraposisi dari implikasi tersebut
adalah ~Q ⇒ ~P.
Contoh:
P : Harga naik
Q : Permintaan turun
Implikasi :
Jika harga naik, maka permintaan turun.
Invers :
Jika permintaan tidak turun, maka harga tidak naik.
Ø Hubungan Konvers, Invers, & Kontraposisi
Contoh:
Implikasi : P ⇒ Q
Jika 2 + 4 > 5, maka 5 merupakan bilangan prima.
Konvers : Q ⇒ P
Jika 5 merupakan bilangan prima,
maka 2 + 4 > 5
Invers :~P ⇒ ~Q
Jika 2 + 4 ≤ 5, maka 5 bukan merupakan bilangan prima
Kontraposisi :~Q ⇒ ~P
Jika 5 bukan merupakan bilangan prima, maka 2 + 4 ≤ 5
B. Bilangan
Berkuantor
- Fungsi Pernyataan
Suatu fungsi pernyataan adalah
suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau
implisit). Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis sebagai p(x)
yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk
setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan). Ingat bahwa p(a) suatu
pernyataan.
- Kuantor Umum (Kuantor Universal)
Simbol
"
yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut kuantor umum. Jika p(x)
adalah fungsi proposisi
pada suatu himpunan A (himpunan A adalah
semesta pembicaraannya) maka ("x ÃŽ A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca sebagai
“untuk setiap x elemen A, p(x) merupakan pernyataan “untuk semua x, berlaku p(x)”.
- Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial)
Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling
sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada
himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan) maka ($x ÃŽ A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian
hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang
menggunakan simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
- Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung Kuantor
Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak kekal,
maka “Semua manusia adalah tidak kekal” atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol : ~ ["x p(x)] º $x ~ p(x)
- Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari Satu Variabel
Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu
fungsi pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x A2 x A3 x . . . x
An merupakan kalimat terbuka p(x1, x2,
x3, . . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai benar
atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an) anggota semesta A1 x
A2 x A3 x . . . x An.
C. Penarikan
Kesimpulan
Modus ponens, modus tollens dan silogisme adalah metode atau
cara yang digunakan dalam penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan
terdiri atas beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya (disebut
premis). Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip logika dapat diturunkan
pernyataan baru (disebut kesimpulan/konklusi) yang diturunkan dari
premis-premis semula. Penarikan kesimpulan seperti itu sering juga disebut
argumentasi. Suatu argumentasi disusun dengan cara menuliskan premis-premisnya
baris demi baris dari atas ke bawah, kemudian dibuat garis mendatar sebagai
batas antara premis-premis dengan konklusi. Misalkan pernyataan-pernyataan yang
diketahui (premis-premis) adalah a dan b,
konklusinya c, maka argumentasi tersebut dapat disajikan dalam
susunan berikut.
a ……. premis 1
b ……. premis 2
c …….
kesimpulan/konklusi
Pernyataan a sebagai
premis 1, pernyataan b sebagai premis 2, dan pernyataan c
sebagai kesimpulan/konklusi. Tanda dibaca “jadi” atau “oleh karena
itu”
1. Modus Ponens
Misalkan diketahui premis-premis
p q dan p. Dari premis-premis itu dapat diambil konklusi q.
Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut modus ponens atau kaidah
pengasingan. Modus ponens disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p q ……. premis 1
p ……. premis 2
q …….
kesimpulan/konklusi
2. Modus Tollens
Misalkan diketahui premis-premis
p q dan ~q. Dari premis-premis itu dapat diambil konklusi ~p.
Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut modus tollens atau
kaidah penolakan akibat. Modus tollens disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p q ……. premis 1
~q ……. premis 2
~p ……. kesimpulan/konklusi
3. Silogisme
Misalkan diketahui premis-premis
p q dan q r. Dari premis-premis itu dapat diambil
konklusi p r. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu
disebut kaidah silogisme. Silogisme disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p q …….
premis 1
q r …….
premis 2
p r ……. kesimpulan/konklusi
Contoh:
1. Diketahui
Premis
1 : Jika Adi rajin belajar maka Adi lulus ujian
Premis 2 : Jika Adi lulus ujian maka
Adi dapat diterima di PTN
Penarikan kesimpulan dari
premis–premis tersebut adalah…
A. Jika Adi
rajin belajar maka Adi dapat diterima di PTN
B. Adi
tidak rajin belajar atau Adi dapat diterima di PTN
C. Adi
rajin belajar tetapi Adi tidak dapat diterima di PTN
D. Adi tidak
rajin belajar tetapi Adi lulus ujian
E. Jika
Adi tidak lulus ujian maka Adi dapat diterima di PTN
Jawaban :
A
Pembahasan:
Misalkan : p = Adi rajin belajar
q = Adi lulus ujian
r = Adi dapat diterima di PTN
Premis 1 : p q
Premis 2 : q r
Kesimpulan :
p r
- Diketahui premis-premis berikut:
Premis 1 : Jika semua
harta benda Andi terbawa banjir, maka ia menderita
Premis 2 : Andi tidak
menderita
Kesimpulan yang sah
dari premis-premis tersebut adalah …
A. SemuahartabendaAnditidakterbawabanjir
B. Ada
hartabendaAndi yang terbawabanjir
C. SemuahartabendaAnditerbawabanjir
D. Ada
hartaAndi yang tidakterbawabanjir
E. Tidakadabanjir
Jawaban : A
Pembahasan:
Misalkan : p = semua harta
benda Andi terbawa banjir
q = ia menderita
~q = Andi tidak menderita
Premis
1 : p q
Premis
2 : ~q
Kesimpulan
: ~p
3.
Negasi dari pernyataan “Ani senang
bernyanyi dan tidak senang olah raga”, adalah …
A. Ani tidak senang bernyanyi tetapi
senang olah raga
B. Ani senang bernyanyi juga
senang olah raga
C. Ani tidak senang bernyanyis
atau tidak senang olah raga
D. Ani tidak senang bernyanyi atau
senang olah raga
E. Ani senang bernyanyi atau
tidak senang olah raga
Jawaban : D
Pembahasan:
Misalkan : p = Ani senang bernyanyi
~q = tidak senang
olahraga
~ ( p ~q
) ~p
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
etimologis, logika berasal dari kata Yunani “logos” yang berarti kata, ucapan,
pikiran secara utuh, atau biasa juga berarati ilmu pengetahuan (Khusumah,
1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Dalam
logika matematika ada dua kalimat yang penting, yaitu kalimat pernyataan dan
kalimat terbuka serta terdapat juga operasi logika, yaitu negasi (ingkaran),
konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi. Dari suatu implikasi dapat
dibentuk implikasi lain yaitu konvers, invers, dan kontraposisi. Selain itu,
kita juga dapat mengetahui bilangan berkuantor yang ada dalam logika matematika
ini.
B.
Saran
Dengan
penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai logika matematika
dapat
diaplikasikan dalam kehidupan atau dapat digunakan dalm banyak aspek kehidupan.
Melalui logika kita dapat mengetahui apakah suatu pernyataan benar atau salah.
Hal terpenting yang akan didapatkan setelah mempelajari logika matematika
adalah kemampuan mengambil kesimpulan dengan benar atau salah.
DAFTAR PUSTAKA